
SMA PGRI 2 Denpasar Menerima Kedatangan Relawan Nihongo Partner Fari The Japan Foundation
LINTASCAKRAWALANEWS.COM – Keluarga besar SMA PGRI 2 Denpasar menerima kedatangan Tomita Natsumi NP (Nihongo Partners, red) dari the Japan Foundation. Pada saat kedatangan Tomita Natsumi disambut secara resmi lewat tarian Bali ‘panyembrana’ yang merupakan tarian penyambutan tamu penting, kemudian Tomita Natsumi mendapat pengalungan bunga oleh perwakilan siswa di sekolah setempat.
Kepala SMA PGRI 2 Denpasar, I Komang Arta Saputra, S.Pd., M.Pd turut menyambut kehadiran Tomita Natsumi kepada LintasCakrawalaNews mengatakan, kehadiran penutur asli Nihongo Partner ini karena sudah melaksanakan kerjasama dengan The Japan Foundation berkenaan dengan pembelajaran bahasa Jepang, jadi karena kita memiliki guru bahasa Jepang di SMA PGRI 2 Denpasar ini, oleh karena itu kita butuhkan relawan penutur asli bahasa Jepang Nihongo Partner dari The Japan Foundation untuk memancing minat anak – anak.
Menurut I Komang Arta Saputra, S.Pd., M.Pd, kedatangan relawan penutur asli bahasa Jepang di sekolah yang terletak di bilangan Perumnas Monang Maning ini merupakan ketiga kalinya. “Ini kita sudah 3 kali mendatangkan Nihongo Partner, relawan mata pelajaran bahasa Jepang. Sebelumnya, pada masa sebelum Covid terjadi sudah 2 kali relawan dari Japan Foundation mengutus relawannya ke sekolah kita. Karena kita ingin peningkatan sumber daya manusia siswa khususnya dalam pembelajaran bahasa Jepang, sehingga kita perlu mengajukan permintaan relawan ke Japan Foundation untuk pendampingan bagi guru bahasa Jepang dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Jepang.
Saat ditanya apa tindak lanjut dari kerjasama dengan Japan Foundation I Komang Arta Saputra, S.Pd., M.Pd mengatakan, saat memulai kerjasama, kami di SMA PGRI 2 Denpasar ditawarkan untuk dibantu dengan menghadirkan Nihongo Partner, jadi sukarelawan yang membantu mendampingi dalam pembelajaran bahasa Jepang bersama guru. Tentu hal ini menjadi sangat membahagiakan bagi kami karena, dengan kehadiran sukarelawan untuk pembelajaran bahasa Jepang yang selama ini diajarkan oleh guru yang bukan orang Jepang, jadi mudah mudah – mudahan memberikan warna yang berbeda yang lebih baik, lebih memotivasi anak – anak dalam pembelajaran bahasa Jepang.
I Komang Arta Saputra, S.Pd., M.Pd menjelaskan, memang dari awal basisnya bahasa Jepang, tentu kami berharap anak anak termotivasi dan memiliki kemampuan berbahasa Jepang dengan baik yang bisa dimanfaatkan oleh mereka untuk bekerja nantinya. Mungkin selesai pendidikan di SMA PGRI 2 Denpasar ini mereka yang bisa melanjutkan studinya ke Jepang atau yang mau bekerja disana, sudah bisa karena menguasai bahasa Jepang dengan baik. Inilah modal mereka, itu harapan kami sehingga kita ditawarkan untuk menerima relawan sebagai penutur asli bahasa Jepang.
Dijelas I Komang Arta Saputra, S.Pd., M.Pd, kehadiran NP Tomita Natsumi di sekolah ini ada ‘take and give-nya’ karena selain mendampingi siswa dan guru untuk mata pelajaran bahasa Jepang, yang bersangkutan juga sebaliknya bisa belajar bahasa Indonesia, adat dan budaya Bali.
“Ini yang kita harapkan, yang bersangkutan bisa tukar menukar pembelajaran,” jelas I Komang Arta Saputra, S.Pd., M.Pd.
Lanjut I Komang Arta Saputra, S.Pd., M.Pd, manfaat dari kerjasama dengan Japan Foundation ini menurutnya mudahan – mudahan bisa membantu siswa dalam mata pelajaran bahasa Jepang yang mereka dapatkan dari relawan penutur aslinya, terutama bagi mereka yang ingin bekerja atau melanjutkan pendidikan di Jepang.
Guru Bahasa Jepang di SMA PGRI 2 Denpasar, Ni Made Indah Sarita Dewi, S.Pd mengatskan, untuk mendatangkan relawan NP dari Japan Foundation ini pada dasarnya sekolah mengajukan ke The Japan Foundation di Jakarta agar mengirim relawannya untuk mendampingi staf pengajar bahasa Jepang.
“Terkait hal itu kami mengajukan ke The Japan Foundation di Jakarta agar dikirim relawan Nihongo Partner. Hal itu disambut baik oleh The Japan Foundation dan kebetulan, The Japan Foundation mempunyai program pertukaran pelajar, dimana mereka mengirim sukarelawan ke seluruh dunia. Saya tahu di Asia Tenggara ada juga dikirim relawannya ke negara – negara lainnya di Asean. Jadi umumnya mereka berusia 21 sampai 65 tahun, untuk mendapatkan program ini melalui seleksi. Kebetulan SMA PGRI 2 Denpasar dapat dikirimi relawan,” jelas Ni Made Indah Sarita Dewi, S.Pd.
“Sekarang sudah ketiga kalinya, dulu relawan yang pertama bertugas sekitar 8 bulan. Kedua 6 bulan, dan sekarang ini kebetulan karena setelah Covid yang terpendek 3 bulan. Kedepan kami akan ajukan agar waktunya lebih panjang,” jelas Ni Made Indah Sarita Dewi, S.Pd.
“Tujuan utama dari pengiriman relawan dari The Japan Foundation ini disamping memperkenalkan bahasa dan budaya Jepang, juga memancing minat siswa di Bali terhadap bahasa Jepang. Apalagi kalau kita belajar bahasa Jepang dari penutur aslinya, tentu antusiasmenya amat sangat berbeda. Mungkin tadinya tidak tertarik sama mata pelajaran bahasa Jepang, akhirnya tertarik juga,” kata Ni Made Indah Sarita Dewi, S.Pd.
Ni Made Indah Sarita Dewi, S.Pd menyatakan, contohnya alumnus SMA PGRI 2 Denpasar sekarang mengajar bahasa Jepang juga ada yang kerja di Jepang, ini salah satu dampak positif dari kedatangan relawan NP,” pungkas Ni Made Indah Sarita Dewi, S.Pd. @ (RED/NU)