LCN | PALANGKA RAYA | KALTENG – Ambruknya dinding saluran air yang berada di sekitaran pemukiman padat penduduk pasar Kahayan Mandawai jalan Cilik Riwut km 1 ramai menjadi sorotan semua pihak.
Kejadian yang mengejutkan warga pada sabtu malam yang merobohkan dinding sepanjang kurang lebih 60 meter tersebut membuat banyak pihak bertanya-tanya bagaimana mutu dari kegiatan proyek yang baru saja berakhir pada Desember 2020.
Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan II Dwi Cahyo Handono Setyawan mengatakan dalam penjelasannya kepada awak media senin (08/02) menyampaikan, Penyebabnya diduga adanya dorongan air yang kuat dari saluran pembuangan masyarakat,juga karena intensitas hujan ekstrem yang terjadi sebelum kejadian.
“Disisi lain juga karena adanya dorongan yang cukup keras dari saluran pembuangan masyarakat sekitar,” katanya.
Disisi lain juga genangan dari mendawai 1,2,3 dan 4. Dimana posisi desa mendawai itu flat jadi tidak ada drainase tersier sehingga air itu menuju ke drainase utama kita tanpa adanya saluran utama (tersier), jadi air itu mengalir tidak terarah.
Atas kejadian tersebut pihaknya akan bertanggungjawab untuk memperbaikinya dan berkoordinasi dengan kontraktornya yakni PT Karya Nusa Mandiri, karena masih belum serah terima FHO atau penyerahan kedua.
“Tetap kita bertanggungjawab dan kerugiannya sekitar Rp 300 juta. Karena pemeliharaannya enam bulan sesudah selesai yakni Desember 2020, sedangkan proyeknya dari Maret,” tuturnya. [dyt]
Sumber : Wawancara
Editor : Anung