ESENSI MENYUARAKAN KEBENARAN
Beli Tema IniIndeks

IDA PANDITA DUKUH NABE CELAGI DHAKSA DHARMA KIRTI: KITA HIDUP TIDAK TERLEPAS DARI PAPA ATAU SENGSARA DENGAN DEMIKIAN HARUS DIBERSIHKAN DENGAN MELUKAT

 

LCN | BANGLI – Melukat bukan hanya tradisi Hindu di Bali tetapi berlaku umum di Nusantara terutama yang masih memegang tradisi leluhur disebut dengan murwakola.

Tujuannya untuk meayu – ayuning sarira, dalam ajaran agama Hindu, kita hidup tidak terlepas dari papa atau sengsara, dengan demikian harus dibersihkan dengan melukat.

Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti mengatakan bahwa sejak dahulu, petirthan digunakan untuk pembersihan diri secara rohani, hal ini diwarisi secara turun – temurun, membersihkan rohani dengan tirta baru sebatas pembersihan eksternal, penyucian yang lebih penting adalah membangkitkan amertha dalam diri.

“Tentunya hal yang paling berharga dalam kehidupan adalah tubuh, karena tubuh tempat kita bertumpu untuk melakukan sesuatu yang baik, moralitas yang cukup, entah itu melalui pikiran, ucapan maupun perbuatan,” jelas Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti.

Lebih lanjut Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti menyatakan ini mungkin yang menjadi dasar pemikiran umat Hindu Bali mempercayai warisan leluhurnya untuk merawat dan menjaga tubuh agar tetap bersih dan sehat, dengan cara melukat di sumber air alami yang telah disucikan.

BERITA TERKAIT  Banyak Calon Siswa Tak Tertampung, Wakasek SMKN 9: Butuh Tambahan Sarpras

“Kematian itu alami, dialami setiap yang lahir, sehingga perjalan menuju kematian harus diawali dari sesuatu yang alami termasuk merawat tubuh dengan alami di sumber air yang alami,” kata Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti usai mendentingkan genta dan alunan tulus puja mengawali upacara melukat.

Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti mengatakan tubuh ini, ibarat wadah atau piring tempat menyangga makanan, jika tempat atau wadahnya bersih dan sehat, meskipun makanan yang ada diatasnya sangat seharhana hanya sepotong tempe kecil, sepotong jabe kecil dan seiris tahu setipis silet, kita akan memakannya dengan nikmat. Begitu pula sebaliknya meskipun makanannya sangat tampak lezat, jika wadahnya yang kotor, kita akan enggan mendekatinya.

Artinya lewat tubuh yang bersih dan sehatlah kita akan menumbuhkan moralitas yang cukup dengan melakukan perbuatan yang baik. Kenapa harus berbuat yang baik, karena putaran hidup adalah putaran karma.

BERITA TERKAIT  Antisipasi Gangguan Kamtibmas di Wilkum Polres Lamandau Pada Malam Hari

“Jika dikehidupan lampau kita banyak menanam jasa kebajikan, kita akan dimudahkan dalam kehidupan ini, begitu pula sebaliknya penderitaan hasilnya,” ungkap Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti di Alas Metapa, Bangli Bali pada Minggu (17/1).

Banyak sekali hal penting yang dapat dipetik dari kesederhanaan sosok Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti tidak terbatas terhadap kebersihan diri, namun tuntunan puja terhadap beberapa Pinandita/Pemangku yang belajar dan dilatihnya banyak mendapat manfaat.

Ida Pandita Dukuh Celagi Dhaksa Dharma Kirti asal Klungkung yang lahir dan besar di Denpasar ini mengajak umatnya untuk selalu menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan. “Ketiga hal penting ini ada dalam tubuh, rawat dan jagalah,” pungkasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *